Material berbasis stainless steel banyak dipilih karena ketahanannya terhadap korosi. Banyak orang menganggapnya tidak akan berubah warna meskipun digunakan di area lembab atau bersentuhan dengan air setiap hari.

Namun kenyataannya, material ini tetap bisa mengalami perubahan warna bahkan karat jika berada pada kondisi tertentu.

Agar tidak salah kaprah, memahami komponen pembentuk material ini menjadi langkah awal sebelum melihat penyebab munculnya karat pada permukaannya.

Mengenal Komponen Pembentuk Stainless Steel

Komponen pembentuk material logam ini berpengaruh besar terhadap kemampuannya melawan oksidasi. Tanpa memahami komponen utamanya, sulit menjelaskan mengapa bahan stainless steel bisa berkarat di situasi tertentu. Untuk itu, mari tengok komponen pembentuk material ini.

Lapisan Pasif sebagai Pelindung Utama

Keunggulan utama stainless steel berasal dari lapisan pasif tipis yang terbentuk secara alami di permukaannya. Lapisan ini tercipta saat kandungan kromium dalam material bereaksi dengan oksigen, lalu menghasilkan perlindungan yang sifatnya stabil.

Selama lapisan ini tetap utuh, permukaan dapat menahan proses oksidasi yang biasanya memicu karat pada logam lain.

Namun lapisan pasif tidak selalu bisa bertahan tanpa gangguan dan dapat dirusak diantaranya karena:

  • Goresan tajam
  • Gesekan keras
  • Paparan kimia tertentu

Begitu lapisan ini terbuka, permukaan menjadi lebih mudah bereaksi dengan oksigen dan kelembapan di sekitarnya.

Inilah tahap awal munculnya perubahan warna yang sering dianggap sebagai tanda karat.

Peran Kandungan Kromium dalam Mencegah Oksidasi

Kandungan kromium adalah kunci ketahanan stainless steel. Umumnya, kadar 10,5% dianggap sebagai batas minimal agar material mampu membentuk lapisan pelindung yang optimal.

Semakin tinggi kandungan kromium, semakin kuat pula kemampuan material menahan proses oksidasi.

Meski begitu, lapisan pelindung tetap membutuhkan kondisi yang mendukung untuk bekerja dengan baik. Paparan lingkungan agresif atau bahan yang merusak permukaan dapat menghambat kemampuan kromium dalam mempertahankan proteksi.

Di sinilah risiko karat mulai muncul meskipun material tergolong berkualitas baik.

Faktor yang Membuat Bahan Stainless Steel Bisa Berkarat

Setelah memahami komponen dasarnya, pertanyaan berikutnya adalah mengapa material yang dikenal tahan karat tetap dapat berubah warna atau terkorosi.

Jawabannya ada pada kondisi yang mempengaruhi lapisan pelindung tadi. Meski tidak terlihat, beberapa hal dapat mengganggu kestabilannya seperti:

1. Paparan Klorida dari Lingkungan atau Bahan Kimia

Lingkungan dengan kadar klorida tinggi dapat mempercepat kerusakan pada permukaan stainless steel. Unsur ini bisa berasal dari:

  • Garam laut
  • Area pesisir
  • Cairan pembersih tertentu
  • Bahan kimia industri

Jika paparan berlangsung terus-menerus, lapisan pasif kehilangan ketahanannya dan mulai mengalami pitting, yaitu korosi berbentuk titik kecil yang semakin dalam dari waktu ke waktu.

Situasi ini sering ditemukan pada fasilitas pesisir, dapur profesional, laboratorium, atau area yang menggunakan pembersih berbasis klorida. Tanpa perawatan rutin dan pemilihan grade yang tepat, material lebih rentan mengalami karat.

2. Kerusakan Lapisan Pasif Akibat Goresan atau Gesekan

Permukaan stainless steel memang tampak kuat, tetapi goresan kecil pun bisa mengganggu kestabilan lapisan pelindungnya.

Ketika lapisan pasif terkelupas, oksigen dan kelembapan langsung bersentuhan dengan logam di dalam material. Reaksi ini memicu korosi yang awalnya tidak terlihat, namun perlahan membentuk noda kecokelatan pada beberapa titik.

Benda keras seperti pisau, alat kerja logam, atau gesekan berulang dapat menjadi penyebabnya. Meskipun lapisan pelindung bisa terbentuk kembali, prosesnya tidak selalu secepat laju kerusakan yang terjadi di lapangan.

3. Kontaminasi dengan Logam Karbon

Kontaminasi silang dengan logam berbasis karbon juga dapat memicu karat pada stainless steel. 

Hal ini biasanya terjadi ketika material tersebut:

  • Dipotong
  • Digerinda
  • Disimpan bersama peralatan baja karbon

Serbuk atau serpihan kecil yang menempel dapat mengoksidasi lebih dulu, lalu menyebar ke permukaan material yang sebenarnya tahan karat.

Kasus ini kerap muncul di lokasi proyek atau bengkel yang menggunakan berbagai jenis logam dalam satu area kerja. Tanpa pembersihan menyeluruh, risiko korosi meningkat meskipun kondisi lingkungannya cukup stabil.

4. Suhu Tinggi yang Memicu Oksidasi Berlebih

Paparan suhu yang terlalu tinggi dapat mengubah struktur permukaan stainless steel. Pada titik tertentu, kandungan kromium tidak mampu mempertahankan lapisan pelindungnya secara maksimal.

Kondisi ini memicu perubahan warna, oksidasi berat, hingga korosi yang merambat dari permukaan ke bagian dalam.

Lingkungan yang sering mengalami pemanasan ekstrem seperti industri manufaktur, dapur komersial, atau mesin bertekanan tinggi menjadi area yang paling rawan mengalami perubahan ini.

5. Kelembapan Ekstrim di Area Tertutup

Area yang tidak memiliki sirkulasi udara baik dapat menciptakan kondensasi berlebih. Kelembapan yang terjebak dalam waktu lama membuat permukaan stainless steel sulit mempertahankan lapisan pelindungnya.

Jika bercampur dengan residu kimia atau serpihan logam lain, karat dapat muncul lebih cepat.

Kondisi ini umum ditemukan pada ruang penyimpanan tertutup, sudut mesin, atau celah kecil yang jarang dijangkau proses pembersihan.

Cara Mencegah Bahan Stainless Steel Bisa Berkarat

Setelah memahami pemicunya, langkah berikutnya adalah memastikan material tetap stabil saat digunakan dalam jangka panjang.

Pencegahan selalu lebih efektif dibanding menunggu perubahan warna terjadi. Beberapa langkah berikut dapat membantu menjaga permukaan tetap bersih dan tidak mudah terkorosi.

1. Pilih Grade yang Tepat Sesuai Lingkungan

Setiap lingkungan memiliki tantangannya sendiri. Area pesisir membutuhkan material dengan ketahanan lebih tinggi terhadap klorida, sementara lingkungan dapur memerlukan material yang lebih stabil saat bersentuhan dengan panas dan kelembapan.

Pemilihan grade yang sesuai mencegah munculnya korosi dini. Dalam kondisi yang benar-benar agresif, memilih seri yang memiliki komposisi kromium dan nikel lebih tinggi sering memberikan proteksi lebih baik dibanding grade umum.

Grade yang kurang tepat adalah salah satu alasan mengapa bahan stainless steel bisa berkarat meskipun baru digunakan sebentar. Karena itu, pemilihan material tidak bisa disamakan untuk semua kebutuhan.

2. Bersihkan Secara Rutin dengan Bahan yang Aman

Pembersihan berkala membantu menjaga kestabilan lapisan pasif pada stainless steel. Gunakan sabun lembut dan air bersih untuk mengangkat residu yang menempel.

Hindari pembersih berbasis klorida atau scrub yang terlalu abrasif karena dapat merusak permukaan.

Perawatan sederhana seperti ini mencegah akumulasi garam, minyak, dan partikel yang mempercepat oksidasi. Di fasilitas industri, pembersihan terjadwal sangat membantu mempertahankan performa material.

3. Hindari Kontaminasi Silang

Salah satu penyebab karat yang paling sering muncul adalah kontaminasi dengan logam karbon. Cara menghindarinya adalah:

  • Memastikan area kerja bersih dari serbuk logam lain
  • Menggunakan alat potong yang tidak tercampur
  • Memisahkan area penyimpanan antara stainless steel dan baja karbon

4. Jaga Sirkulasi Udara di Area Tertutup

Sirkulasi udara buruk menciptakan kondensasi yang dapat mempercepat proses korosi. Jika stainless steel ditempatkan di ruang tertutup, pastikan ventilasinya bekerja dengan baik agar kelembapan tidak terjebak pada satu titik.

Berikut beberapa tempat biasanya muncul bercak karat:

  • Area mesin
  • Ruang penyimpanan
  • Sudut ruangan yang sering luput dari perhatian

5. Perhatikan Proses Pemanasan

Jika material digunakan di area dengan suhu tinggi, pastikan penggunaannya tidak melebihi batas stabilitas permukaannya. Ketika suhu terlalu ekstrem, lapisan pelindung tidak dapat bekerja dengan optimal.

Di industri yang memakai pemanas intens, pemilihan grade yang lebih tahan panas menjadi langkah yang tepat agar korosi tidak muncul di kemudian hari.

Perubahan warna dan munculnya karat pada stainless steel sering kali disebabkan oleh:

  • Faktor lingkungan
  • Kerusakan lapisan pelindung
  • Penggunaan produk yang tidak sesuai

Meski dikenal kuat, bahan stainless steel bisa berkarat jika tidak dijaga dengan cara yang tepat.

Pemilihan grade sesuai kebutuhan, pembersihan rutin, serta perhatian terhadap kondisi sekitar membantu material bekerja sesuai fungsinya.

Jika Anda ingin memastikan penggunaan material berlangsung maksimal atau membutuhkan rekomendasi grade yang paling sesuai dengan kondisi bangunan, Anda dapat berkonsultasi dengan tim Idealtata. Hubungi tim kami hari ini untuk mendapatkan panduan dan rekomendasi terbaik!